Jusuf Kalla muhammad (Watampone terlahir, Sulawesi selatan; 15 Mei, 1942) adalah Wakil Presiden saat ini dari Indonesia dan Pimpinan Pihak Golkar.
Hidup awal
Jusuf Kalla lahirkan pada 15 Mungkin 1942 di Watampone, Sulawesi selatan. Induknya adalah Hadji Kalla, satu pelaku bisnis lokal dan Athirah, satu wanita yang menjual sutera Buginese untuk satu hidup [1] Dia adalah anak detik terbongkar dari 17.
Setelah sekolah pelengkap, Kalla menghadiri universitas dari Hasanuddin di Makassar. Di sana, dia menjadi aktif dengan Murid Indonesia Menindaki Depan (KAMI), satu organisasi murid yang mana mendukung Umum Suharto pada tawarannya untuk memperoleh kekuatan dari Presiden Sukarno dan dipilih seperti Pimpinan ini Sulawesi Selatan cabang [1] Dia juga mempunyai awal dari satu karier kenegaraan, menjadi satu anggota dari Orang-orang regional Dewan wakil (DPRD) dan Pimpinan Belia Pembagian Golkar ketika ini masih satu Hubungan diadopsi Sekretariat (Sekber) format.
Pelaku bisnis
Pada 1967, Kalla melulus dari Ekonomi Fakultas dari universitas Hasanuddin di Makassar. Pada saat, keadaan ekonomi masih pucat dan ayahnya, Hadji merenungkan menutup perusahaannya keluarga, NV Hadji Kalla. Ini berada di sini bahwa Kalla memutuskan untuk memasuki dunia bisnis. Mengorbankan aktifis politisnya, Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla pada 1968 whilst Hadji jadi Ketuanya Perusahaan. Pada awalnya hal-hal sulit untuk Kalla, siapa hanya punya satu karyawan dan ibunya harus membantu dia dengan menukar sutera dia dan berlari satu perusahaan angkutan mini yang mana terdiri dari tiga bis. [1]
Bisnis bagaimanapun tingkatkan. Di bawah kepemimpinannya Kalla, NV Hadji Kalla memperluas dari mengekspor impor ke industri hotel, konstruksi, hadapi mobil, jembatan, perkapalan, kompleks perumahan, angkutan, satu bertani geragau, kelapa sawit, dan telekomunikasi. [1] Sebagai tambahan terhadap menjadi CEO dari NV Hadji Kalla, Kalla adalah juga CEO untuk didirikan yang cabang di bawah NV Hadji Kalla. Pada 1977, Kalla melulus dari INSEAD, satu sekolah bisnis internasional didasari di Fontainebleau, selatan dari Paris.
Karier organisatoris
Terkecuali karier bisnisnya, Kalla adalah juga aktif dalam berbagai organisasi. Dari 1979 ke 1989 dia adalah Pimpinan Ekonomi Indonesia Menatkan Pelajaran Anggaran Dasar (ISEI) cabang di Ujung Pandang dan berlanjut memainkan satu peran kepenasehatan di ISEI hingga sekarang. Kalla adalah secara luas terlibat dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Dari 1985 - 1998, dia adalah Ketua KADIN untuk Sulawesi Selatan dan di titik sesuatu adalah Koordinator KADIN untuk Indonesia Sebelah Timur [1] Sebagai tambahan terhadap tersebut, Kalla juga pada dewan komisaris untuk tiga universitas di Makassar. Kalla adalah juga kontribusi kemasyarakatan terbuat dengan membangun Masjid Al Markaz dan pantas Pimpinan Masjid disebutkan Islam Pusat.
Karier politis
Anggota dari orang-orang Perakitan Konsultatif
Kalla kembali ke Politik pada 1987 ketika dia ditugaskan ke orang-orang Perakitan Konsultatif (MPR) sebagai satu wakil regional untuk Sulawesi Selatan. Dia akan tentang ditugaskan ke MPR pada 1992, 1997, dan 1999 [2]
Wahid dan Kepresidenan Megawati
Ketika Abdurrahman Wahid dipilih Presiden oleh MPR pada 1999, Kalla termasuk dalam Kabinet dan adalah bernama Menteri dari Industri dan Berdagang. Dia hanya telah adalah pada posisinya untuk enam bulan ketika di April 2000, Wahid menyingkirkan dia dari posisinya seiring dengan Menteri dari Perusahaan Perusahaan Umum Milik Negara, Laksamana Sukardi. Wahid menuduh keduanya Kalla dan Laksamana untuk korupsi walau dia jangan berbelakangnya atas dengan bukti. [3]
Pada bulan juli 2001, melalui satu Sesi Khusus dari MPR, Wahid dipecat dari kantor dan Megawati Sukarnoputri ambil alih seperti Presiden. Megawati meliputi Kalla di Kabinet dia dan Menteri dinamakan Pengkoordinir dia dari Kesejahteraannya Orang-orang. Walau ini bukan bagian dari ringkas Kependetaannya, Kalla menolong menyelesaikan inter konflik religius di Poso pada pulau aslinya dari Sulawesi. Kalla memudahkan satu negosiasi memproses yang mana dihasilkan pada penandatanganan dari Deklarasi Malino pada 20 Desember 2001. [4] dan gencat tiga berharga tahun dari konflik. Dua bulan kemudian, Kalla sekali lagi menolong menyelesaikan konflik lain di Sulawesi. Pada 12 Pebruari 2002, dia, bersama-sama dengan Menteri Pengkoordinir dari Politik dan Susilo Bambang Yudhoyono Masyarakat, diatur untuk menyelesaikan satu konflik serupa pada Ambon dan Molucca melalui satu Detik Deklarasi Malino. [5]
Jalan ke Kepresidenan Naib
Sekarang satu figur populer untuk membantu dengan proses damai di Sulawesi, Kalla mempertimbangkan pelemparan sendiri ke dalam campuran untuk 2004 Dengan Pemilihan Presiden. Di Mulia 2003 dia mengumumkan pencalonannya dan didaftar untuk menjadi bagian dari Golkar 2004 Konvensi yang yang akan memilihnya calon Presiden [6] Sebagai bulan lanjutkan bagaimanapun, Kalla dipertimbangkan lagi sebagai satu calon Presiden Naib. Dia diharapkan ke mitra satu calon Presiden Jawa dan Jawanya bukan latar belakang dipikirkan satu senjata untuk memperoleh pilihan yang satu Jawa akan punya ganggu semakin [7]
Hari saja sebelum Konvensi Nasional Golkar, Kalla membuat keputusan untuk menarik dari perlombaan. Kalla kemudian diterima penawaran dari Pesta Demokratis (PD) Yudhoyono untuk menjadi kawin berlarinya [8] Pasangan juga diterima dukungan dari Bulan Sabit Menandai Lewat Bintang Pihak (PBB), Keadilan Indonesia dan Pihak kesatuan (PKPI), dan Tandai Lewat Bintang Pihak reformasi (PBR).
Pada 5 Juli 2004, Dengan Pemilihan Presiden digenggam. Kalla dan Yudhoyono mendatangi pertama dengan 33% pilihan. Bagaimanapun, 50% pilihan diperlukan untuk satu Presiden baru dan Wakil Presiden dipilih dan ini memaksudkan Yudhoyono pergi ke dalam satu melarikan diri melawan Megawati.
Untuk larikan diri, Kalla dan Yudhoyono menghadapi satu tantangan sangat besar ketika Megawati membentuk satu Kesatuan Nasional terdiri dari Pesta Demokratis Indonesianya sendiri Gelut (PDI P), Golkar, Mempersatukan Pembangunan Pihak, Pihak Damai makmur (PDS), dan Nasional Indonesia Pihak (PNI). Whilst Yudhoyono kenegaraan dikumpulkan dan diperkuat mendukung dari pihak lain, Kalla mengarahkan kepada Golkar untuk dukung. Dipimpin oleh Fahmi Idris dan mengabaikan dasar partai, ahli Kalla unsur mengumumkan dukungan mereka untuk Kalla dan Yudhoyono [9] Pada 20 September 2004, Kalla dan Yudhoyono memenangi melarikan diri dengan 60.87% pilihan.
Kepresidenan naib
Jusuf kalla dengan Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin
Walau dia yang overwhelmingly menangi Kepresidenan, Yudhoyono masih lemah di wakilnya orang-orang Dewan (DPR). PD mengombinasikan dengan sepenuh dari kesatuan mitra ini masih juga lemah untuk dilawan dengan otot Legislatif dari Golkar dan PDI p siapa sekarang dimaksud ke permainan peran dari oposisi.
Dengan satu Konggres Nasional digenggam di Desember 2004, Yudhoyono dan Kalla Yang mula-mula telah Kepala berbelakang dari DPR Agung Laksono untuk menjadi Ketua Golkar. Ketika Agung dirasa juga lemah untuk menjalankan melawan Akbar, Yudhoyono dan Kalla lemparkan berat mereka di belakang Surya Paloh. Akhirnya, ketika Paloh adalah juga perasa ke lemah untuk menjalankan melawan Akbar, Yudhoyono berikan izin untuk Kalla jalankan untuk Jabatan Ketua Golkar [10] Pada 19 Desember 2004, Kalla dipilih sebagai baru Pimpinan Golkar.
Kemenangannya Kalla satu dilema bersikap untuk Yudhoyono. Walau ini sekarang memperbolehkan Yudhoyono untuk melewati legislasi, Kalla posisi baru memaksudkan itu di sesuatu rasakan, dia kini lebih kuat dibandingkan Yudhoyono.
Yang pertama tanda titik itu ke keberadaan dari satu persaingan adalah selama Tsunami India Lautan ketika Kalla, kelihatannya atas dirinya sendiri inisiatif pasang Menteri dan satu Naib diisyaratkan Dekrit Presiden mengorder pekerjaan untuk berawal di dalam merehabilitasi Aceh. Kelegalan dari Naibnya Dekrit Presiden dipersoalkan [11] walau Yudhoyono memelihara bahwa ini adalah dia yang berikan order untuk Kalla proses.
Tanda detik berada di dalam September 2005 ketika Yudhoyono pergi ke New York untuk menghadiri perserikatan bangsa-bangsa tahunan Puncak. Walau Yang Yudhoyono telah meninggalkan Kalla untuk mengambil beban dari cara bekerja di Jakarta, dia tampak diperhatikan memelihara satu pengamatan pada hal di situs awal. Yudhoyono akan menggenggam satu konferensi video dari New York untuk mendapat laporan dari Layani. Kritikus menyarankan bahwa ini adalah satu ekspresi curiga oleh Yudhoyono [12] Saran tampak memperoleh daya gerak ketika Kalla hanya showed menaiki untuk video konferensi sesuatu kemudian dibelanjakan sisa dari pengambilan waktu dengan alamat hal Golkar.
Walau hal-hal jadi tenang, terutama dengan Golkar memperoleh Kabinet lain posisikan pada perubahan susunan, tertuduh persaingan melapisi lagi lagi di Oktober 2006 ketika Yudhoyono mendirikan Unit Bekerja Presiden untuk Organisasi dari Program reformasi (UKP3R). Di sana adalah pendakwaan bahwa ini adalah satu coba oleh Yudhoyono untuk mengeluarkan Kalla dari Pemerintah. Yudhoyono cepat untuk memperjelas itu di UKP3R pensupervisian, dia akan dibantu oleh Kalla [13]
Hidup pribadi
Kalla menikahi Mufidah, dan mempunyai 5 anak-anak, Muchlisa, Muswira, imelda, Solichin dan Chaerani [14]
Sabtu, 30 Mei 2009
Biograpy JK
Diposting oleh
OTAMA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya Usahakan membalas pertanyaan anda..