Rabu, 31 Desember 2008

Pulau Batam

Barelang Batam is one of the largest islands in the Riau archipelago, and not long ago it was just another poor island with coastal villages and unspoiled nature. Batam adalah salah satu pulau terbesar di kepulauan Riau, dan tidak lama lalu ia hanya lain miskin pulau dengan pantai dan desa murni alam. The declaration of the Batam free trade zone in 1989 has turned the island upside down, after just a few years of rapid construction it now has a modern airport, tourist and business centers and a still growing infrastructure that has changed the island completely. Deklarasi Batam dari zona perdagangan bebas pada tahun 1989 telah menjadi pulau terbalik, setelah beberapa tahun yang cepat konstruksi sekarang telah modern bandara, pusat perbelanjaan dan bisnis dan infrastruktur yang masih berkembang telah mengubah pulau sepenuhnya.

It is no secret that nearby Singapore is the role model, and the goal is eventually to become one of the biggest ports of Southeast Asia and a major center of international trade, industry and commerce. Tidak ada rahasia yang dekat Singapura adalah model peran, dan tujuan akhirnya adalah untuk menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Asia Tenggara dan merupakan pusat perdagangan internasional, industri dan perdagangan. The strategic location close to the Malacca Strait and Singapore will certainly help reaching this goal, but like the rest of Indonesia the economy and development here was dealt a major blow during and after the Asia economic crisis in the late 1990's. Lokasi yang strategis dekat dengan Selat Malaka dan Singapura Strait akan membantu mencapai tujuan ini, tetapi seperti sisa dari Indonesia ekonomi dan pembangunan di sini adalah berkaitan besar meniup selama dan setelah krisis ekonomi Asia pada akhir tahun 1990-an.

Batam is actually one of fastest growing tourist destinations in Indonesia in terms of visitor arrivals. Batam sebenarnya salah satu tujuan wisata pertumbuhan tercepat di Indonesia dalam hal jumlah pengunjung kedatangan. There are several tourist resorts here with luxurious hotels and golf courses. Ada beberapa wisatawan resort disini dengan hotel mewah dan lapangan golf. Many visitors however choose to use Batam only as an entry point, it is only 40 minutes from Singapore with boat, and then leave with the first available transport to other destinations in Indonesia. Namun banyak pengunjung memilih untuk menggunakan Batam hanya sebagai entry point, hanya 40 menit dari Singapura dengan kapal, dan kemudian meninggalkan dengan transportasi pertama yang tersedia untuk tujuan lain di Indonesia.

History Sejarah

Nagoya Hill The history of Batam is tightly interwoven with nearby Bintan island and the rest of the Riau archipelago. Sejarah Batam ketat yang ditenun dengan dekat pulau Bintan dan sisanya dari kepulauan Riau. According to Chinese chronicles Batam was already inhabited as early as 231 AD when Singapore island was still called Pulau Ujung (Ujung Island). Menurut kronik Cina Batam telah dihuni seawal AD 231 pulau Singapura ketika masih disebut Pulau Ujung (Ujung Pulau). It came under control of the Malacca kingdom from the 13th century, and later taken over by the Sultan of Johor who ruled until the 18th century. Ia datang di bawah kontrol dari Melaka kerajaan dari abad ke-13, dan kemudian diambil alih oleh Sultan Johor yang memerintah sampai abad 18. The coastal villages that face Singapore is said to have been a hideout for pirates who hijacked ships in the strait. Pesisir di desa yang dihadapi Indonesia dikatakan telah menjadi persembunyian untuk pirates yang hijacked kapal di selat.

In 1824 the name of the island again appear in the Treaty of London which led to the division of the region between the Dutch and the British. Pada tahun 1824 nama pulau muncul lagi dalam Perjanjian London yang menyebabkan pembagian wilayah antara Belanda dan Inggris. Batam and the surrounding islands later became part of the Riau Lingga Kingdom, a situation that lasted until 1911, when the Dutch East Indies colonial administration took over. Batam dan pulau-pulau di sekitarnya kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Riau Lingga, sebuah situasi yang berlangsung sampai 1911, ketika Hindia Belanda mengambil alih administrasi kolonial.
The People Rakyat

Close to Sekupang, a large part of the population still make their living from fishing and sea transport.The native people of Batam are of Malay origin, but with the rapid growth and development of the area various ethnic groups from all over Indonesia has come here in search for jobs and a better life. Dekat Sekupang, sebagian besar penduduk masih membuat mereka hidup dari perikanan laut dan transport.The orang asli Batam yang berasal dari Melayu, tetapi dengan pesatnya pertumbuhan dan perkembangan daerah berbagai kelompok etnis dari seluruh Indonesia telah datang ke sini dalam mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Traditionally most of the people live in coastal villages, while the "Orang Laut" (sea people) continue to live on boathouses and boats and generally fish for a living. Tradisional sebagian besar orang tinggal di desa-desa pesisir, sementara "Orang Laut" (orang laut) terus tinggal di boathouses dan umumnya kapal ikan dan untuk hidup. Some of their catch are sold to Singapore. Beberapa tangkapan mereka dijual ke Singapura. Bahasa Indonesia is the language used to communicate among the multi-ethnic population here, while many now also understand English, which is commonly used in business communication. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antar penduduk multi etnis di sini, sedangkan sekarang banyak juga mengerti bahasa Inggris, yang umum digunakan dalam bisnis komunikasi.

Culture Budaya

Even if Batam is multi-ethnic it is still the Malayan culture and Islam which forms the root of the local culture. Bahkan jika Batam multi-etnis ini masih merupakan budaya Melayu dan Islam yang membentuk akar budaya lokal. Both daily life and the ceremonies have religious and mythical elements, expressed in dance, music and other forms of art. Kehidupan sehari-hari baik dan upacara agama dan mitos ada unsur dinyatakan dalam tari, musik dan bentuk seni lainnya. Some of the most popular traditional dances are Jogi Dance, unique for Batam, Zapin Dance, which reflects strong Arabic influence, Persembahan Dance, to welcome honored guests and Ronggeng Dance, where the guests can be invited to come up and join the dance and song. Beberapa tarian tradisional yang paling populer adalah Tari Jogi, unik untuk Batam, Tari Zapin, yang mencerminkan pengaruh kuat Arab, persembahan Dance, untuk menyambut tamu kehormatan dan Ronggeng Dance, dimana tamu dapat diundang untuk datang dan bergabung dengan tarian dan nyanyian .