Senin, 10 November 2008


Nyi Roro Kidul Boru Batak


Hanya sekilas saja kalimat yang menyinggung Kanjeng Ratu Kidul sebagai orang Batak.

Padahal, sebagaimana diungkapkan Silalahi, di daerah Samosir ada seorang wanita yang kerap kali kemasukan roh Kanjeng Ratu Kidul. Wanita bernama Boru Tumorang ini sering mengaku sebagai Kanjeng Ratu Kidul ketika sedang trance. Itulah sebabnya, Boru Tumorang sengaja didatangkan ke Jawa untuk mengikuti ritual menguak asal usul Kanjeng Ratu Kidul.

LEGENDA BIDING LAUT

Sebelum melakukan perjalanan ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Misteri menyempatkan diri berbincang-bincang dengan Silalahi (40 thn), spiritualis yang akan memimpin ritual tersebut.

“Legenda asal usul Kanjeng Ratu Kidul berasal dari Tanah Batak ini tidak lepas dari kisah Raja-raja Batak,” demikian Silalahi memulai ceritanya.

Dikisahkan, perjalanan etnis Batak dimulai dari seorang raja yang mempunyai dua orang putra. Putra sulung diberi nama Guru Tatea Bulan dan kedua diberi nama Raja Isumbaon.

Putra sulungnya, yakni Guru Tatea Bulan memiliki 11 anak (5 putera dan 6 puteri). Kelima putera bernama: Raja Uti, Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Lau Raja. Sedangkan keenam puteri bernama: Biding Laut, Siboru Pareme, Paronnas, Nan Tinjo, Bulan dan Si Bunga Pandan.

Putri tertua yakni Biding Laut memiliki kecantikan melebihi adik perempuan lainnya. Dia juga memiliki watak yang ramah dan santun kepada orangtuanya. Karena itu, Biding Laut tergolong anak yang paling disayangi kedua orangtuanya.

Namun, kedekatan orangtua terhadap Biding Laut ini menimbulkan kecemburuan saudara-saudaranya yang lain. Mereka lalu bersepakat untuk menyingkirkan Biding Laut.

Suatu ketika, saudara-saudaranya menghadap ayahnya untuk mengajak Biding Laut jalan-jalan ke tepi pantai Sibolga. Permintaan itu sebenarnya ditolak Guru Tatea Bulan, mengingat Biding Laut adalah puteri kesayangannya. Tapi saudara-saudaranya itu mendesak terus keinginannya, sehingga sang ayah pun akhirnya tidak dapat menolaknya.

Pada suatu hari, Biding Laut diajak saudara-saudaranya berjalan-jalan ke daerah Sibolga. Dari tepi pantai Sibolga, mereka lalu menggunakan 2 buah perahu menuju ke sebuah pulau kecil bernama Pulau Marsala, dekat Pulau Nias.

Tiba di Pulau Marsala, mereka berjalan-jalan sambil menikmati keindahan pulau yang tidak berpenghuni tersebut. Sampai saat itu, Biding Laut tidak mengetahui niat tersembunyi saudara-saudaranya yang hendak mencelakakannya. Biding Laut hanya mengikuti saja kemauan saudara-saudaranya berjalan semakin menjauh dari pantai.

Menjelang tengah hari, Biding Laut merasa lelah hingga dia pun beristirahat dan tertidur. Dia sama sekali tidak menduga ketika dirinya sedang lengah, kesempatan itu lalu dimanfaatkan saudara-saudaranya meninggalkan Biding laut sendirian di pulau itu.

Di pantai, saudara-saudara Biding Laut sudah siap menggunakan 2 buah perahu untuk kembali ke Sibolga. Tetapi salah seorang saudaranya mengusulkan agar sebuah perahu ditinggalkan saja. Dia khawatir kalau kedua perahu itu tiba di Sibolga akan menimbulkan kecurigaan. Lebih baik satu saja yang dibawa, sehingga apabila ada yang menanyakan dikatakan sebuah perahunya tenggelam dengan memakan korban Biding Laut.

Tapi apa yang direncanakan saudara-saudaranya itu bukanlah menjadi kenyataan, karena takdir menentukan lain.

BIDING LAUT DI TANAH JAWA

Ketika terbangun dari tidurnya, Biding Laut terkejut mendapati dirinya sendirian di Pulau Marsala. Dia pun berlari menuju pantai mencoba menemui saudara-saudaranya. Tetapi tidak ada yang dilihatnya, kecuali sebuah perahu.

Biding laut tidak mengerti mengapa dirinya ditinggalkan seorang diri. Tetapi dia pun tidak berpikiran saudara-saudaranya berusaha mencelakakannya. Tanpa pikir panjang, dia langsung menaiki perahu itu dan mengayuhnya menuju pantai Sibolga.

Tetapi ombak besar tidak pernah membawa Biding Laut ke tanah kelahirannya. Selama beberapa hari perahunya terombang-ombang di pantai barat Sumatera. Entah sudah berapa kali dia pingsan karena kelaparan dan udara terik. Penderitaannya berakhir ketika perahunya terdampar di Tanah Jawa, sekitar daerah Banten.

Seorang nelayan yang kebetulan melihatnya kemudian menolong Biding Laut. Di rumah barunya itu, Biding Laut mendapat perawatan yang baik. Biding Laut merasa bahagia berada bersama keluarga barunya itu. Dia mendapat perlakuan yang sewajarnya. Dalam sekejap, keberadaannya di desa itu menjadi buah bibir masyarakat, terutama karena pesona kecantikannya.

Dikisahkan, pada suatu ketika daerah itu kedatangan seorang raja dari wilayah Jawa Timur. Ketika sedang beristirahat dalam perjalanannya, lewatlah seorang gadis cantik yang sangat jelita bak bidadari dari kayangan dan menarik perhatian Sang Raja. Karena tertariknya, Sang Raja mencari tahu sosok jelita itu yang ternyata Biding Laut. Terpesona kecantikan Biding Laut, sang raja pun meminangnya.

Biding Laut tidak menolak menolak pinangan itu, hingga keduanya pun menikah. Selanjutnya Biding Laut dibawanya serta ke sebuah kerajaan di Jawa Timur.

TENGGELAM DI LAUT SELATAN

Biding Laut hidup berbahagia bersama suaminya yang menjadi raja. Tetapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Terjadi intrik di dalam istana yang menuduh Biding Laut berselingkuh dengan pegawai kerajaan. Hukum kerajaan pun ditetapkan, Biding Laut harus dihukum mati.

Keadaan ini menimbulkan kegalauan Sang Raja. Dia tidak ingin isteri yang sangat dicintainya itu di hukum mati, sementara hukum harus ditegakkan. Dalam situasi ini, dia lalu mengatur siasat untuk mengirim kembali Biding Laut ke Banten melalui lautan.

Menggunakan perahu, Biding Laut dan beberapa pengawal raja berangkat menuju Banten. Mereka menyusuri Samudera Hindia atau yang dikenal dengan Laut Selatan.

Namun malang nasib mereka. Dalam perjalanan itu, perahu mereka tenggelam diterjang badai. Biding Laut dan beberapa pengawalnya tenggelam di Laut Selatan.

Demikianlah sekelumit legenda Biding Laut yang dipercaya sebagai sosok asli Kanjeng Ratu Kidul.

“Dalam legenda raja-raja Batak, sosok Biding Laut memang masih misterius keberadaannya, Sedangkan anak-anak Guru Tatea Bulan yang lain tercantum dalam legenda,” kata Silalahi dengan mimik serius.

Sementara itu, Boru Tumorang (45 thn) mengaku sudah lama dirinya sering kemasukan roh Kanjeng Ratu Kidul. Terutama terjadi saat kedatangan tamu yang minta tolong dirinya untuk melakukan pengobatan. Tetapi Boru Tumorang tidak mengerti mengapa raganya yang dipilih Kanjeng Ratu Kidul. Semuanya terjadi diluar keinginannya.



Cerita bung.....

udara batam yg panassss......,

Tara berlari-lari mengejar bis yang menuju ke arah rumah kost nya.
"Woooooooooyyyy......,!!! tungguin donk...," Teriak Tara sambil terus berlari. Bus jalan perlahan dan Tara mampu memngerjarnya serta langsung loncat ke arah pintu bis dan barhasil masuk . tapi....," YUA AMPUUUUUUUUUN...,penuh bgt sih!!. Keluh Tara dalam hati.

Tara adalah seorang mahasiswi komunikasi smester 4. Usianya 20 thn, dia tinggal di sebuah rumah kost yg berpenghuni 6 orang termasuk dirinya, yang kesemua penghuninya dalah mahasiswi dari berbagai jurusan. Tara adalah penghuni yang temuda di antara teman-temannya, Tara juga sangat berdeda dari ke lima temannya yang selalu repot dengan penampilan, Tara adalah gadis yang cuek. Namun begitu dia adalah gadis yang baik dah manies walau agak sedikit ceroboh.

Di dalam bis Tara terpaksa harus berdiri karena bis tersebut sudah penuh dan sudah tidak ada lagi kusi kosong yg bs di duduki. Berdesak-desakkan bersama bemacam-macam manusia yang ada di dunia ini. (hiperbola bgt seh..)

"Ugh, jakarta kenapa sih sempit begini". Keluh Tara dalam hati.

Separuh pejalanan ternyata turun hujan, Tara masih berada di dalam bis kota, " waduh pake acara ujan segala lagi, mana bentar lagi turun lagi." Kembali Tara mengeluh dalam hatinya. Lalu Tara turun dari bis dan langsung berlari untuk mencari tempat berteduh karena rumah kost nya berada di ujung kompleks dan untuk sampai ke rumah kostnya dia harus berjalan kaki beberapa menit lagi.

Rupanya hujan sudah agak reda hanya tinggal gerimis-gerimis romantis halah...,Tara berjalan menuju rumah kostnya, sambil memeluk tas dan bukunya yang agak basah
tiba-tiba...

"Woy.......,KAMPRET loe yah..,hormati donk orang yg berljalan kaki!!". Omel tara pada seorang yang lewat dengan mengendari sepeda motor dengan kecepatan tinggi,
hingga Tara hampir tertabrak, tara terus berjalan menyusuri perumahan menuju tempat kosntnya. Waktu hampir sampai tiba2 hujan yang tadinya cuma gerimis menjadi deras kembali, Tara terpaksa berlari agar cepat sampai di kostan nya yang nyaman.

(...................aduh plis deh,gue seorang Tara gitu loh. Anak tunggal dari keluarga kaya di banyuwangi, masa mesti ujan2an gini sih sengsara bgt/..udah deh ini kan Batam bukan di kampung loe/..tapi loe klo nulis yg bener donk, masa gue gadis manis nan imut ini harus lari2 keujanan pula, mana rumah kost nya jauh lagi dari tadi ga nyampe-nyampe/...cape deh yang ngarang ceritanya kan gw.BEBAS donk, udah nyampe tuh.............,lanjuut)

Sesampainya di rumah kost, Tara langsung menuju kamar dan mengganti bajunya yang basah dengan kering. Teman-teman tara sedang asik nonton tivi di ruang tengah, ada Ana dan rani yang sibuk nonton sambil ngegosip di sofa, lah ko bs yah?.dan ema yang duduk di lantai sambil berkosentrasi dengan acara tv.

"DORR..!!". Teriak Tara mengagetkan ana dan rani yang sedang sibuk ngegosipp
"Gosip apaan lagi sih Na?, seru amat". Lanjut tara. Ana dan Rani masih manyun karna di kagetkan oleh Tara. Sementara Ema hanya tersenyum manis.

Tara yang masih ngos-ngosan karena harus berjuang mati2an untuk menuju ke kostan langsung merebahkan kepalannya di pangkuan ema, teman yang selalu baik pada semua orang di rumah ini. " Numpang tiduran ya Ma," ucap tara sambil mengatur nafasnya. Ema mengangguk sambil tersenyum pada Tara.

"Emang loe dari mana sih loe ra,hari gini baru sampe,?". Tanya Rani
" Di luar kan ujan tau, yah terpaksa gw mampir di pinggir jalan sono sambil nunggu ujan berenti, eh malah basah- basah juga, mana tadi hampir ketabrak motor pula". Sahut tara kesal di barengi dengan cekikikan kedua temannya. Tara merasa agak pusing karena tadi sepat kehujanan dan refleks Tara memegang keningnya karena pusing.

"Kenapa Ra?,pusing yah?." Tanya Ema sambil membantu memijat kening Tara yang sedang tiduran di pangkuannya.
"Hu uh?. Jawab tara
"Agak anget loe Ra kepala kamu,sebentar yah aku ambil obat gosok buat di olesin di kepala kamu biar enakan." Ujar Ema sambil berdiri untuk mengambil obat di kamarnya.
"Thanks ya ma." Jawab Tara terharu.

Ema memang baik hati sekali, dia tidak pilih2 dalam berteman dengan siapapun, Ema care banget sama semua temannya, Ema agak pendiam tapi dia ramah sekali pada siapapun, tidak pernah marah, tidak pernah berkata kasar, dan di sukai banyak orang.

"Ra, ayo rebahan di sini, biar aku pijit kepala kamu." Ucap Ema yang sudah membawa bantal yang sudah di taruh di pangkuannya. Ema menggosokkan minyak di keningku dan memijatnya, nyaman sekali, lembut sekali dan penuh kasih sayang. Apapun yang di lakukan dengan ikhlas pasti terasa beda.

"Thanks ya Ma,loe baik bgt deh sama gw." ucap Tara.
"Biasa aja kali Ra, kita disini harus saling membantu kali, kan kita disini udah seperti keluarga. iya ga?". Jawab Ema

Ana dan Rani yg mendengar percakapan Ema dan Tara jadi ikut terharu dan begabung duduk di lantai bersama Ema dan Tara mereka pun berpelukan.

konfliknya nanti yah.............,